Analisis Dampak Bencana Banjir D.I.Yogyakarta Tahun 2021 Berbasis data SAR Menggunakan Aplikasi Google Earth Engine
Halo semuanya, disini sobat bumi akan menjelaskan sedikit hasil penelitian praktikum penginderaan jauh menggunakan cloud software Google Earth Engine. Bahasan kali ini tentang analisa dari dampak bencana banjir di Yogyakarta pada tahun 2021. hasilnya dan penjelasan ada di akhir paragraf yaaa.
Berangkat dari tema yang dibawakan yaitu banjir, terdapat
lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi DAS (Daerah Aliran Sungai), kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan tata wilayah serta pembangunan sarana-prasarana. Alih fungsi lahan misalnya dari hutan menjadi perumahan akan menyebabkan kemampuan DAS untuk menahan air di baian hulu (retensi DAS) berkurang secara drastis. Seluruh air hujan akan dilepaskan ke bagian hilir. Semakin besar retensi suatu DAS, maka semakin baik karena air hujan dapat diresapkan dengan baik hingga secara perlahan dialirkan ke sungai sehingga tidak menimbulkan banjir.
Nah, kenapa ko bisa kota yogyakarta banjir? mungkin sebab akibatnya tidak jauh diluar dari kota yogyakarta juga seperti contohnya Jakarta yang banjir terus menerus.
Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Sleman telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Perkembangan infrastruktur perkotaan menunjukkan wilayah tersebut berkembang sesuai dengan konsep tata ruang. Hal tersebut menunjukkan perkembangan fisik suatu wilayah yang dicirikan dengan semakin luasnya wilayah terbangun. Perkembangan tersebut memang menguntungkan secara ekonomi, namun dapat berdampak buruk pada respon hidrologi seperti peningkatan aliran permukaan, penurunan aliran dasar (baseflow), serta peningkatan erosi dan sedimentasi. Peningkatan aliran permukaan dapat menyebabkan terjadinya banjir di musim penghujan.
Melansir berita dari web kompas.tv, Pada saat itu, hujan deras dan angin kencang yang melanda Yogyakarta membuat permukiman warga kampung Blunyahrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta kebanjiran, Rabu (3/3/2021). Banjir yang melanda rumah puluhan warga di perkampungan di Yogyakarta itu setinggi betis orang dewasa. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat, genangan air yang masuk ke permukiman warga berasal dari luapan Sungai Buntung Yogyakarta.
Dari sebab akibat tersebut kemudian saya analisis dengan penentuan variabel analisis banjir VH (Virtual Horizontal) yang biasanya digunakan untuk analisis banjir. Pengolahan data nya menggunakan aplikasi Google Earth Engine dengan menentukan tanggal periode kejadian banjir pada awal bulan april yang nantinya akan di lanjutkan dengan peng-codingan menggunakan Script dasar yang dibuat oleh UN SPIDER pada Desember 2019.
Berdasarkan data Sentinel-1 estimasi luasan banjir di daerah istimewa Yogyakarta seluas 57.476 hektar yang di dominasi di wilayah tenggara. Estimasi pupulasi yang terdampak banjir berdasarkan data GHSL 2015 yaitu sebanyak 407.116 populasi. Estimasi lahan pertanian yang terdampak berdasarkan data MODIS Land Cover 2019 seluas 15.189 hektar. Kemudian Estimasi lahan perkotaan yang terdampak Berdasarkan data MODIS Land Cover 2019 seluas 5.502 hektar. Data tersebut di peroleh melalui analisis data citra satelit dan tidak di dukung oleh validasi lapangan secara langsung.
Jadi kesimpulannya adalah
analisis data yang dilakukan dengan aplikasi google earth engine luasan banjir sebagai area terdampak seluas 57476 hektar yang meliputi wilayah lahan perkotaan dan lahan pertanian. Total populasi terdampak banjir berdasarkan data GHSL sebanyak 407116 populasi. Banjir ini terjadi bisa dikarenakan beberapa faktor diantaranya alih fungsi lahan dan hal metereologis seperti curah hujan tinggi dan perbedaan topografi tiap wilayah
Kira kira wilayah kota mana lagi nihh yang mau di analisis???
Download Article :
Sumber :
Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata
Guna Lahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Mansell, M.G. 2003. Rural and Urban Hydrology. London: Thomas Telford Publishing.
Maryono, A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Prastica, R. M. S., Adi, D. A. R., & Famila, N. (2020). Mitigasi banjir dan alternatif
pemeliharaan infrastruktur keairan pada sub-DAS code Yogyakarta. Teknika: Jurnal Sains
Dan Teknologi, 16(1), 25. https://doi.org/10.36055/tjst.v16i1.7316
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Comments
Post a Comment